Adek Sidkia, si kecil yang begitu kuat bertahan. Di usianya yang masih kecil, dia harus berjuang melawan penyakit hidrosefalus yang membuat kepalanya hanya tinggal separuh. Setiap hari, rasa sakit itu menyeksanya, tapi impiannya untuk sembuh terus menyala. Sayangnya, harapan untuk operasi harus tertunda lagi karena biaya yang tidak terjangkau. Orang tuanya, yang berasal dari keluarga kurang mampu, hanya bisa pasrah sambil berusaha mencari jalan keluar. Bapaknya bekerja dengan penghasilan RM130 sebulan. Sementara ibunya tidak bisa bekerja karena harus fokus merawat Sidkia yang semakin lemah.

Makanan berkhasiat, susu, lampin pakai buang dan kos rawatan, semuanya serba kekurangan. Setiap hari, mereka terpaksa memilih antara membeli beras atau membayar kos pengangkutan ke hospital. Susu yang sepatutnya menjadi sumber kekuatan buat Sidkia pun sering tiada. Lampin pakai buang yang penting untuk kebersihan anak ini sudah dianggap satu kemewahan bagi keluarganya. 

Namun, kita masih punya peluang untuk menjadi sinar harapan buat adik Sidkia. Walau sekadar bantuan kecil seperti beras, telur, susu, lampin pakai buang atau sedikit sumbangan untuk kos rawatan. Semuanya amat besar maknanya buat mereka. Bayangkan senyuman Sidkia bila dapat merasa sedikit kelegaan dari derita hariannya, hasil dari tangan-tangan penyayang seperti kita. Jangan biarkan kekurangan terus meragut peluang hidupnya.

Mari bersama-sama hulurkan tangan, kerana di balik kesulitan mereka, ada harapan yang masih menanti untuk dinyalakan. Setiap bantuan, sekecil apa pun, akan membawa Sidkia selangkah lebih dekat kepada kesembuhan.

Jom #BuatBaik!