Pasukan Asar Humanity menjumpai seorang kakek yang sedang berjalan memanggul karung di pundaknya yang diikatkan pada kayu. Langkahnya berat melewati sudut demi sudut jalanan Masbagek, Lombok Timur, NTB. Sesekali berhenti mengutip gelas plastik atau pun kardus yang masih bisa diambil. Namanya Kakek Su'ud berusia 78 tahun, mengutip sampah merupakan pekerjaannya sehari-hari untuk mencari wang.

Penghasilannya itu hanya cukup membeli nasi dan garam. Ya, anda tak salah baca. Nasi dan garam itu lah makanan sehari-hari kakek Su’ud. Itupun sudah suatu kemewahan baginya. Sesekali ia tidak dapat bekerja karena tubuhnya yang sudah tua sering mengalami sakit. Ia pernah mengalami patah tulang karena ditabrak motosikal saat mengutip sampah di jalanan. Itulah yang menyebabkan langkahnya tidak sekuat dulu.

Dalam satu hari ia hanya mendapatkan wang Rp10.000 atau kurang lebih RM6. Tapi, itu akan ia lakukan demi menjalani hidup, ia tidak mau meminta-minta. Kakek Su'ud tersohor sebagai orang yang sangat taat beribadah. Jiran sekitarnya menyaksikan kakek rajin ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah. MashaAllah. Di usianya yang sudah senja, kakek Su'ud masih tetap bekerja keras di jalanan dan tak lupa selalu mendekat kepada Sang Pencipta.

Kami menjemput anda untuk meringankan perjuangan Kakek Su’ud dengan menghantarkan pakej makanan asas dan barang runcit lainnya. InshaAllah dengan dimulai RM10, infaq anda akan membantu kakek dalam menyara kebutuhan makanan. Sehingga ia tidak terlalu lelah mencari dan mengutip sampah.

Perumpamaan (derma) orang yang membelanjakan harta benda mereka pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, setiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan Allah akan melipat gandakan pahala bagi sesiapa yang Dia mahu dan Allah Maha Luas kurniaNya, lagi Maha Mengetahui.(Surah al-Baqarah: Ayat 261)

Jom #BuatBaik!