Ini adalah Nenek Enah di usianya yang sudah tua ia masih bekerja sebagai pengutip sampah. Tiada pekerjaan lain yang ia lakukan, dimula setiap pagi berangkat mengutip dan pulang sebelum Zuhur. Suami nenek sudah meninggal sekitar 10 tahun yang lepas, sejak saat itulah mulai mengutip sampah. Ia memiliki anak perempuan namun selepas menikah, anaknya tinggal di luar kota. Nenek tidak mahu bergantung pada anaknya. Maka ia bekerja mengutip sampah walaupun hanya mendapatkan 5kg sehari dari hasil mengutip kardus dan gelas plastik.

Satu kilo sampah dijual dengan harga Rp2000 atau kurang lebih 60 sen ringgit. Alhamdulillah sehari ia mendapatkan wang RM3. “Alhamdulillah cukup", kata ungkap Nenek. Rezeki sudah Allah SWT atur”, ikhlasnya. Suatu hari tim Asar melihat Nenek ini lewat di jalanan dengan membawa hasil mengutip sampai dengan karung yang besar sekali, ia bawa di atas kepala. Ukurannya lebih besar dari tubuh Nenek yang sudah tua. Kasihan sekali masih ada orang tua mengutip sampah di jalanan demi sesuap nasi. "Mau tidak mau, karena beginilah kondisinya, rejeki harus kita jemput sendiri'', cerita nenek. MashaAllah begitulah prinsip nenek yang sudah tua, ia tak mau menyerah dalam hidup.

Tuan/Puan, kami menjemput anda untuk meringankan perjuangan Nenek Enah dengan menghantarkan pakej makanan asas dan barang runcit lainnya. InshaAllah dengan dimulai RM10, infaq anda akan membantu nenek dalam menyara kebutuhan makanan. Sehingga ia tidak terlalu lelah mencari dan mengutip sampah. Semoga Allah memberikan keberkahan dan pahala yang melimpah kepada Tuan dan Puan serta keluarga. Jazakumullah khairan.

Jom #BuatBaik!