Ingatkah anda kepada nenek Enah dan kakek Su’ud? Dua orang warga emas yang di masa tuanya masih bekerja sebagai pengutip sampah. Pasukan Asar Humanity menjumpai kakek Su’ud di jalanan sedang memanggul karung di pundaknya yang diikatkan pada kayu. Ternyata ia pernah ditabrak motosikal sehingga itu lah mengapa langkah kakinya terseok. Ia berusia 78 tahun, penghasilan dari mengutip sampah ini untuk membeli nasi dan garam.

Itupun sudah sangat syukur ia ucapkan, karena ada masa juga ia tak dapat makan apapun. Rasa syukurnya kepada Allah SWT terlihat dari keseharian Kakek Su'ud, ia tersohor sebagai orang yang sangat taat beribadah. Jiran sekitarnya menyaksikan kakek sangat rajin pergi ke masjid untuk menunaikan sholat berjamaah.

Sama halnya dengan nenek Enah, seorang nenek pengutip sampah yang tidak pantang menyerah menjalani hidup. Ia tinggal sendiri di rumahnya yang bisa dibilang jauh dari kata patut. Semenjak anaknya menikah dan tinggal di luar daerah, ia tidak lantas menggantungkan diri kepada anaknya. Semangat juangnya menjalani hidup sangatlah besar. 

Suatu hari tim Asar melihat Nenek ini lewat di jalanan dengan membawa hasil mengutip sampai dengan karung yang besar sekali, ia bawa di atas kepala, ukurannya lebih besar dari tubuh Nenek yang sudah tua.

“Rejeki sudah Allah SWT atur”, kata nenek Enah. "Mau tidak mau, karena beginilah kondisinya, rejeki harus kita jemput sendiri'', cerita Nenek. MashaAllah prinsip hidup nenek ini akan selalu ingat. Dari dua orang tua pekerja keras ini kami banyak ambil hikmah hidup.

Kami menjemput anda untuk membahagiakan nenek Enah dan Kakek Su’ud dengan menghantarkan bungkusan baju baru yang patut serta peralatan ibadah seperti telekung, baju Muslim, sarung, sajadah dan Al-Quran. InshaAllah dengan dimulai RM10, infaq anda akan membantu kami mewujudkan keinginan kakek nenek menyara baju muslim menutupi aurat dan peralatan ibadah yang patut. Semoga Allah memberikan keberkahan dan pahala yang melimpah kepada andaw serta keluarga. Jazakumullah khairan.

Jom #BuatBaik!